“Siapa yang sering membaca surat Al Waaqi’ah, maka Allah akan memudahkan rejekinya”, begitulah ustad-ustad mengajarkan kepada kita. Para ustad juga menetapkan waktu-waktu tebaik membaca surat Waaqi’ah. Misalnya, dibaca setiap habis shalat lima waktu satu kali, khusus sehabis shalat ashar tiga kali. Tidak lupa dibaca juga pada saat habis melaksanakan shalat tahajud.
Pertanyaannya, mengapa para ulama mengaitkan surat Al Waaqi’ah dengan KEKAYAAN? Mengapa tidak surat Al Fatihah, Al Baqarah, At Thalaaq, atau An Nisaa? Untuk sekedar menjawab kepenasaran, kita harus melihat isi surat Waaqi’ah?
Kenyataannya banyak orang (sebelumnya termasuk penulis) yang tidak mengerti, mengapa harus baca surat Al Waaqi’ah ketika mau jadi orang kaya. Padahal setelah dibaca artinya, surat Al Waaqi’ah sebagian besar berbicara tentang kejadian kiamat dan kehidupan akhirat.
Secara harfiah arti Waaqi’ah adalah kiamat. Substansi dari surat Al Waaqi’ah berbicara tentang kepastian dan dahsyatnya terjadi kiamat. Kemudian manusia terbagi menjadi tiga golongan. Sebelum terbentuk tiga golongan, dipisah dulu menjadi dua golongan yaitu golongan kanan dan kiri. Lalu golongan kanan terbagi menjadi tiga golongan yaitu sebagian besar golongan awal, sebagian kecil golongan akhir, dan sebagian besar golongan paling akhir.
Golongan kanan adalah orang-orang yang didekatkan kepada Allah. Segala yang dikerjakan golongan kanan akan dibalas dengan kebahagiaan. Sedangkan golongan kiri adalah mereka yang di dunia hidup bermewah-mewahan dan terus menerus melakukan dosa besar. Kehidupan mereka tidak akan menemukan kesejukan dan tidak menyenangkan sama sekali.
Lalu Tuhan memerintahkan para calon orang kaya untuk berpikir dan membuktikan, siapakah yang menurunkan air hujan? siapakah yang menumbuhkan tanaman? terangkan bagaimana nutfah dipancarkan? Siapakah yang menciptakan manusia? Orang-orang yang didekatkan kepada Tuhan, akan menjawab semuanya berada di atas kekuasaan Tuhan.
Esensinya, mengapa para ustad atau ulama menyuruh para calon orang kaya untuk membaca, dan memahami, surat Al-Waaqi’ah. Belajar dari isi surat Al Waaqi’ah, ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh para calon orang kaya.
Pertama; para calon orang kaya harus yakin bahwa di masa depan ada kehidupan akhirat. Di masa depan (akhirat), hidup manusia pasti ditentukan masa lalunya yaitu semasa hidup di dunia. Apa-apa yang dikerjakannya di masa lalu (dunia) akan diperoleh akibatnya di masa depan (akhirat).
Kedua; para calon orang kaya, harus menghindari sikap berlebihan dan menyekutukan Tuhan (dosa besar). Banyak bukti (di negara-negara maju), kekayaan bisa mengalihkan ketaatan manusia kepada Tuhan (Atheis), dan bermewah-mewahan (hidup serakah melebihi batas dari kebutuhan).
Ketiga; para calon orang kaya, harus punya keyakinan kuat, bahwa semua kemungkinan yang terjadi ada dalam kehendak dan kekuasaan Tuhan. Jangan mencari kekayaan di luar jalan yang telah ditentukan Tuhan seperti pesugihan (persekutuan dengan selain Tuhan).
Tuhan sangat tegas, agar manusia yakin terhadap kekuasaan-Nya. Bentuk ketegasan itu dikemukakan dalam bentuk sumpah Tuhan dengan tempat beredarnya bintang-bintang.
Keempat; para calon orang kaya, jangan anggap remeh apa yang telah diwahyukan Tuhan dalam Al-Qur’an. Semua yang ditetapkan Tuhan itulah kenyataannya.
Dari keempat syarat para calon orang kaya di atas, hal yang paling esensi untuk dimiliki para calon orang kaya adalah benar-benar berkeyakinan dengan memastikan (absolut) datangnya hari kiamat dan adanya alam akhirat di masa mendatang. Keyakinan terhadap datangnya kiamat dan alam akhirat, akan memanjangkan harapan hidup orang-orang kaya yang bukan hanya sekedar berorientasi pada kehidupan dunia semata, tetapi lebih visioner ke depan yaitu akhirat.
Maka orang-orang kaya yang visi hidupnya menjangkau akhirat tidak akan berbuat berlebihan di dunia dan akan terhindar dari perbuatan dosa besar (menyepelekan Tuhan). Dengan demikian, orang kaya yang visi hidupnya sampai akhirat akan berani berkorban dengan kehidupan dunianya demi mempertahankan visi hidupnya di akhirat. Bagi orang-orang kaya yang punya visi akhirat, urusan-urusan yang oreintasinya dunia semata menjadi sepele. Sedangkan urusan dunianya yang bervisi akhirat menjadi urusan-urusan besar. Orang-orang kaya seperti ini akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan dengan harta kekayaan yang dimilikinya untuk sebuah visi akhiratnya.
Inilah moralitas para calon orang kaya yang akan didekatkan kepada Tuhan. Sesungguhnya kekayaan itu adalah salah satu alat untuk mencapai kehidupan bahagia dunia dan akhirat. Siapa yang menjadikan kekayaan sebagai alat kebahagiaan di dunia, maka dialah orang-orang rugi di masa mendatang (akhirat).
Bacalah kekayaan yang kamu miliki atas nama Tuhan Mu, siapakah yang menciptakan kamu dari setetes mani? Tuhanlah yang melapangkan rezeki dan menyempitkannya. Bersyukurlah dengan apa yang telah Tuhan berikan kepada mu. Berusaha keraslah supaya kamu yakin adanya akhirat.
Semoga Anda sekalian menjadi orang-orang kaya, dan jadikan kekayaan Anda untuk menggapai visi Anda di akhirat bukan di dunia. Dengan demikian Isnya Allah dunia mu sejahtera.
Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan.
Pak maaf mau tanya,, dalam kalimat yang satu ini :
ReplyDelete"Bentuk ketegasan itu dikemukakan dalam bentuk sumpah Tuhan dengan tempat beredarnya bintang-bintang. "
yang dimaksudkan dengan bentuk sumpah Tuhan itu apa ?
sumpah apa yang dikemukakan oleh Tuhan di tempat beredarnya bitang-bintang ?
minta penjelasan yang lebih jelas lagi :)