oleh: Muhammad Plato
Anda tahu hukum yang berlaku sekarang di negara disebut dengan hukum positif, karena menggunakan logika-logika postif. Ciri-ciri hukum positif kebenarannya menggunakan fakta empiris (bisa dilihat langsung), yang sering disebut dengan fakta hukum. Kebenaran ini menitikberatkan pada kejadian yang bisa dilihat.
Anda tahu hukum yang berlaku sekarang di negara disebut dengan hukum positif, karena menggunakan logika-logika postif. Ciri-ciri hukum positif kebenarannya menggunakan fakta empiris (bisa dilihat langsung), yang sering disebut dengan fakta hukum. Kebenaran ini menitikberatkan pada kejadian yang bisa dilihat.
Sebagai
contoh, si A membunuh si B, maka si A dihukum seumur hidup karena membunuh si
B. Si C membunuh si D karena si D mau
memperkosa si C. Alasan si C membunuh si D adalah membela diri karena dirinya
mau diperkosa, maka keputusannya si C tetap harus mendapat hukuman karena
faktanya telah membunuh si D. Kasus lain, si AB ketahuan mencuri ayam satu ekor
karena anak-anaknya kelaparan. Keputusan hukumnya, si AB harus dihukum apapun
alasannya karena faktanya dia telah mencuri ayam.
Fulan setiap
hari mendapat hinaan yang menyakitkan hati dari Fulen. Suatu hari Fulan memukul wajah
Fulen dengan keras sampai bonyok. Fulen melaporkan Fulan ke petugas hukum, maka
keputusannya Fulan harus dihukum karena terbukti telah memukul Fulen. Sementara
hinaan yang diberikan Fulen kepada Fulan tiap hari tidak mendapat hukuman
karena sulit dibuktikan. Kesalahan Fulan bisa cepat dibuktikan oleh Fulen
dengan memperlihatkan muka bonyok bekas pukulan Fulan. Karena itulah Fulan
harus mendapat hukuman positif.
Hukum positif
kadang tidak bisa memenuhi rasa keadilan, karena hukum positif tidak
mempertimbangkan latar belakang kejadian, dan terbatas pada bukti kejadian yang
bisa diamati langsung. Kebenaran hukum positif hanya berdasarkan pada apa yang terjadi
dan dilihat. Ketidakadilan hukum positif ini sering menimbulkan ketidakadilan
baru, dan mendorong masyarakat main hakim sendiri dan anarkis (tidak taat pada
hukum).
Hukum positif
didasari pada kebenaran-kebenaran terbatas logika positif. Dalam logika positif
1-1=0. Silahkan Anda buktikan sendiri, jika anda punya uang 100 diberikan 100
maka uang anda habis (0). Faktanya bisa anda lihat sendiri seperti itu.
Jika ada
logika positif menghasilkan hukum positif, tentu ada logika negatif yang
menghasilkan hukum negatif. Logika-logika negatif bisa Anda temukan dalam kitab
suci umat Islam (Al-Qur’an). Logika-logika yang dijelaskan dalam Al-Qur’an
bertentangan dengan logika positif.
Perbedaan
logika positif dengan logika negatif terdapat pada proses pembuktian kebenaran.
Kebenaran logika positif cenderung mudah dicerna dan bisa dibuktikan langsung
tanpa membutuhkan pemikiran tingkat tinggi. Untuk memahami kebenaran logika
negatif, butuh pemikiran tingkat tinggi yang melibatkan logika positif.
Bila belajar
logika negatif, secara langsung akan menuntut kita belajar logika positif.
Sebaliknya jika fokus belajar logika positif, kita akan mengabaikan logika
negatif. Kecenderungan kita belajar logika positif membuat kita keluar dari
jalur-jalur kehidupan yang ditetapkan Tuhan. Terlalu fokus pada logika-logika
positif akan menggiring kita tidak percaya Tuhan.
Sifat manusia
tidak bisa meyakini kebenaran tanpa bukti nyata (empiris). Sejauh ini belum
banyak penelitian tentang kebenaran-kebenaran logika negatif. Mungkin
ketidaktahuan atau kebodohan manusialah yang mengakibatkan logika-logika
negatif jarang dipelajari. Kurang minatnya mempelajari logika negatif, seiring
dengan menurunnya tingkat kepercayaan manusia kepada Tuhan.
Sebenarnya ada
beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan dengan mempelajari logika negatif.
Pertama, kehidupan damai di dunia dan akhirat. Kedua, menghilangkan rasa takut
terhadap segala makhluk selain Tuhan. Ketiga, terhindar dari stres berat dan
sehat. Keempat, rezeki melimpah karena diberkahi Tuhan. Kelima, Anda akan
menjadi pribadi santun, ramah, dan dicintai masyarakat.
Logika negatif
itu apa? Logika negatif adalah pola berpikir sebab akibat menurut petunjuk
Tuhan yang bersumber dari kitab suci Al-Qur’an. Dalam hal ini sering penulis
sebut sebagai logika Tuhan. Kenapa disebut logika negatif, karena
prinsip-prinsip logikanya cenderung bertentangan dengan logika postif. Apa
contohnya?
Contohnya,
jika anda ingin kaya rumus menurut logika positif adalah 1+1+2+3+4=11. Rumusnya,
semakin banyak nilai penambah, jumlah harta akan bertambah banyak. Sebaliknya
rumus kaya dalam logika negatif adalah 1-1=700 (sumber: Al-Baqarah:261). Rumusnya,
semakin banyak nilai pengurang, jumlah harta akan semakin bertambah dan berlipat
ganda.
Benar atau
tidaknya kedua rumus di atas perlu pembuktian empiris. Membuktikan rumus 1+1=2
(positif) bisa langsung kita temukan dengan mudah, melalui praktek dengan
bantuan media benda dan bisa diketahui dalam waktu singkat. Anak-anak sekolah
dasar pun bisa membuktikannya. Untuk menjadi kaya dengan logika positif butuh
kesabaran tapi rata-rata orang yang ingin kaya dengan logika positif kurang
suka bersabar dan tidak berani berkorban bahkan sangat takut berkorban.
Sebaliknya
untuk membuktikan rumus 1-1=700 (negatif), membutuhkan pemikiran kreatif tinggi,
waktu pembuktian lama, dibutuhkan pula media-media benda. Untuk menjadi kaya
dengan logika negatif butuh kesabaran tinggi dan selalu menuntut pengorbanan terlebih
dahulu. Semakin besar nilai pengurang (pengorbanan), semakin besar hasil yang
didapat.
Akan terjadi
perbedaan karakter antara mereka yang biasa hidup dengan logika positif dan
logika negatif. Membiasakan hidup dengan rumus positif, menuntut berpikir kreatif
mencari alternatif prinsip-prinsip hidup lain. Jadinya semacam kutu loncat
(oportunis), tidak setia dan mudah sekali menyerah dan putus asa. Sedangkan
membiasakan hidup dengan rumus negatif, menuntut berpikir kreatif analogis (mencari
alternatif suasana untuk tetap pada prinsip). Jadinya selalu setia, sabar,
kreatif, tahan uji, pantang menyerah sebelum tujuan tercapai.
Mana orang-orang
yang dicintai Tuhan? Orang-orang yang sabar dan selalu setia baik senang maupun
susah mempertahankan prinsip dari Tuhan nya. Siapakah mereka? Mereka adalah
orang-orang yang hidup dengan logika negatif, logika hidup yang diajarkan Tuhan
dalam kitab suci.
Masih banyak
logika-logika negatif yang perlu kita pelajari. Contoh di atas hanyalah bagian
kecil saja. Segitu dulu. Salam sukses
dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan.
No comments:
Post a Comment