Awal munculnya logika Tuhan berawal dari perintah berpikir dari Allah swt kepada seluruh umat manusia. Dari hasil penelitian, di dalam Al-Qur’an sedikitnya ada 63 ayat perintah berpikir, 80 ayat perintah untuk berilmu, 45 ayat perintah bernalar, dan 24 ayat perintah menghindari kebodohan. Kalau diambil intisarinya kata berpikir, berilmu, bernalar, dan bodoh, semuanya berhubungan dengan aktivitas berpikir. Anda setuju tidak? Jika saya berkesimpulan, berpikir bukan hanya kewajiban bagi setiap umat manusia, tapi perintah super... super... super... wajib dari Allah swt. Kalau tidak setuju, terserah bagaimana Anda, yang jelas perintahnya sudah tertulis jelas.
Kalau tidak setuju dengan pendapat saya tentang kewajiban berpikir, bagaimana kalau saya berpendapat, “setiap manusia pasti berpikir”. Anda setuju tidak? Kalau tidak setuju lagi, kebangetan, Anda makhluk apa sih? Komodo saja berpikir, anggapan kita saja yang bilang binatang bukan makhluk berpikir. Manusia hobinya mengambil kesimpulan dari sudut pandang dirinya, dan suka merasa dirinya paling benar, orang lain salah.
Saya tidak merasa paling benar, hanya ingin mengajak kepada semua manusia, termasuk komodo, untuk berpikir. Dengan berpikir kita akan saling melengkapi dan memperbaiki. Dengan berpikir kita tidak akan merasa paling benar dan orang lain salah. Selama tidak ada yang bisa memberi argumen kuat, mohon maaf saya akan menganggap pendapat saya benar. Tapi saya masih terbuka menerima masukan, siapa tahu dari masukan itu saya menemukan jalan yang lebih benar.
Kembali ke soal berpikir, maaf bukan sombong, sekarang di Indonesia anda 2,7 juta guru PNS, plus dosen juga boleh, dan kumpulkan semua lalu tanya, apakah yang dimaksud dengan berpikir? Kalau diantara mereka ada yang bisa jawab sampai tataran teknis cara melakukan berpikir saya anggap dia master berpikir, dan saya akan mendengar apa yang dinasehatkannya. Saya tunggu jawaban Anda, boleh melalui twiter @Logika_Tuhan, email: toto_suharya@yahoo.com, FB; toto suharya logika_Tuhan atau blog; Sukses dengan logika Tuhan.
Jadi apa berpikir itu? Ini jawaban saya, berpikir adalah menghubungkan. Hehehe... sederhana kan! Tapi kalau Anda mau tahu asal-usul mengapa berpikir sama dengan menghubungkan, Anda harus ikut kuliah saya minimal dua SKS, itu kalau cerdas, kalau yang lambat mungkin butuh 10 SKS. Bisa jadi kalau Anda mau tahu lebih dalam harus kuliah S2. Tapi tidak usahlah, asal Anda komunikatif dan rasa ingin tahunya tinggi, Anda bisa paham dari mana asal usul logika Tuhan.
Saya kasih bocoran sedikit. Mengapa aktivitas berpikir itu sama dengan menghubungkan? Karena hubungan atau saling berhubungan adalah hakikat kehidupan. Seluruh benda di muka bumi ini, akhir-akhirnya akan punya hubungan satu sama lainnya. Jadi hubungan itu adalah konsep dasar yang harus kita terima sebagai doktrin dari Tuhan. Di bawah ini, doktrin Tuhan bahwa hakikat hidup adalah saling berhubungan. Silahkah pikirkan, mana yang ada kaitannya dengan kata hubungan?
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An nisaa:1)
Jadi berpikir adalah kegiatan menghubung-hubungkan benda dengan benda, kejadian dengan kejadian. Agar hubungan itu punya makna maka pola paling mendasar dalam mencari hubungan adalah hubungan sebab akibat. Pola berpikir sebab akibat sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk memecahkan berbagai macam permasalahan hidup. Seperti, apa sebab terjadinya banjir? Apa sebab terjadinya hujan? Apa sebab terjadinya sakit? Apa sebab terjadinya gempa? Apa sebab terjadinya tsunami? Dengan berpikir mencari sebab seperti ini, rahasia-rahasia di balik kejadian di langit dan di bumi sedikit-demi sedikit terungkap oleh manusia.
Lalu apa yang dimaksud dengan logika Tuhan? Pengertiannya adalah berpikir mengikuti pola sebab akibat (logika), dengan mengikuti petunjuk dari Tuhan (Tuhan). Disingkat menjadi Logika Tuhan. Dimana petunjuk Tuhan itu kita temukan? Sebagai muslim kami jadikan kitab suci Al-Qur’an sebagai sumbernya. Sebagaimana kaum muslimin sepakati, kitab suci Al-Qur’an berfungsi sebagai sebagai petunjuk hidup (way of life). Dengan cara apa petunjuk-petunjuk hidup dari Al-Qur’an kita pahami? Tentu dengan menggunakan pikiran.
Anda percaya tidak? Setiap yang kita lakukan terlebih dahulu sudah dipikirkan. Jadi seluruh produk tindakan dan ciptaan manusia awalnya dibuat dalam alam pikiran. Jadi koruptor, penjudi, penjinah, semua bermasalah di alam pikirannya. Maka Al-Qur’an itu petunjuk berpikir dari Tuhan agar segala tindakan manusia dan ciptaannya bermanfaat bagi orang banyak. Sekian dulu.
Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika Tuhan.
No comments:
Post a Comment