Terus terang saja, kalau gundah (galau), saya selalu tertarik untuk bangun di sepertiga malam (tahajud) dan curhat kepada Tuhan. Ketika di pundak saya ada 45 orang anak yang ingin kuliah dan bekerja, terus terang saya lebih khawatir dari pada mengkhawatirkannya anak-anak saya pribadi.
Ketika saya bilang kepada teman bahwa saya bertahajud untuk kesuksesan 45 orang anak didik saya, tiba-tiba ada yang menyela, yang ditahajudi itu anak sendiri bukan anak-anak orang lain. Hati saya dongkol, dan kesal. Apa pasal? Orang ini sudah bertahun-tahun beragama tetapi tidak memahami cara kerja Tuhan dalam mensejahterakan umatnya. Sangat ingin memarahi, menampar, ketika keluar ucapan itu dari mulut seorang penganut agama.
Untuk itulah saya akan menjelaskan logika segitiga, sebagai ketentuan Tuhan dalam mensejahterakan hidup manusia. Kalau Anda-Anda percaya Tuhan, seharusnya percaya dan yakin pada ketetapan ini.
Logika segitika bersumber dari yang benar. Di dalam sebuah hadis Nabi Muhammad saw dijelaskan;
Barangsiapa melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat... (HR. Muslim)
Jika kita petakan, bunyi hadis di atas akan membentuk logika segitiga, sebagai sistem yang menjelaskan tata cara kerja Tuhan dalam mencejahterakan umat manusia. Logika segitiga ini bisa kita ilustrasikan sebagai berikut:
PETAKAN PERNYATAAN DI BAWAH INI DALAM HUBUNGAN SEGITIGA OLEH ANDA
Jika manusia pertama kesulitan
Maka mudahkan kesulitan manusia-manusia lainnya
Maka Tuhan berkehendak Memudahkan kesulitan manusia pertama
Mengapa bisa berlaku logika segitiga seperti itu? Untuk lebih logisnya akan saya jelaskan. Ketika seorang manusia membebaskan kesulitan manusia, maka tindakannya akan dinilai sebagai bentuk sedekah. Mengapa? Ketika seorang manusia membebaskan manusia lain dari kesulitan, manusia tersebut minimalnya akan berbuat sesuatu dengan pikiran, tangan, kaki, mulut, harta dan jiwanya. Maka menggunakan pikiran, tangan, kaki, mulut, harta, dan jiwa untuk membebaskan kesulitan manusia lain, tindakan itu sama dengan melaksanakan satu tindakan perintah Tuhan yaitu menggunakan, membelajakan harta yang dimilikinya di jalan Tuhan.
Ketika manusia berani berbuat, menggunakan, membelanjakan, harta yang dimilikinya di jalan Tuhan (membebaskan manusia lain dari kesulitan), maka Tuhan menetapkan sebuah balasan berlipat mulai dari 10 sampai dengan 700 kali lipat sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al An’am ayat 160 dan Albaqarah ayat 261.
Maka, dalam berkehidupan logika segitiga seharusnya menjadi patokan bagi setiap manusia jika ingin sejahtera dalam hidupnya. Tidak ada ketetapan yang berlaku pasti selain ketetapan TUHAN YANG MAHA TUNGGAL. Siapa yang mengingkarinya, maka dia telah mengingkari Tuhan dan menjauhkan hidup dari kesejahteraan.
Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan.
No comments:
Post a Comment