Kawan-kawan sekalian tentu pernah belajar tentang sejarah perkembangan manusia. Terlepas dari kontroversi, kita menyaksikan bahwa kehidupan manusia berkembang dari tingkat sederhana sampai pada tingkat kehidupan komplek sekarang.
Namun
ada hal yang dapat kita jadikan pelajaran dari masyarakat dulu dalam kehidupan
sekarang, yaitu tentang penghormatan masyarakat zaman dahulu terhadap orang
tua. Bentuk penghormatan itu diwujudkan dalam bentuk kepercayaan terhadap roh
nenek moyang atau yang kita kenal dengan kepercayaan animisme.
Kepercayaan
animisme, terlahir dari rasa hormat masyarakat pada orang tua yang menjadi
tokoh masyarakat semasa masih hidup. Para orang tua yang menjadi tokoh
masyarakat semasa hidupnya dihormati dan diyakini dapat menyembuhkan penyakit,
membawa berkah, menolak bencana, bisa mewujudkan segala impian dan dapat
menjadi sumber kekuatan.
Dahulu,
para orang tua yang ditokohkan layaknya dokter di zaman modern, yang bisa
menyembuhkan penyakit, atau layaknya motivator yang bisa tetap membangkitkan
semangat hidup. Keberadaan mereka sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai
masalah kehidupan.
Setelah
meninggal para orang tua yang ditokohkan itu, diyakini arwahnya masih hidup dan
masih tetap bisa berkomunikasi dengan manusia sebagai pembawa rejeki. Atas
dasar kepercayaan itu, ritual-ritual penghormatan kepada arwah orang tua bergeser
menjadi ritual penyembahan dan melahirkan berhala-berhala sesembahan selain
Tuhan.
Tuhan
membenarkan bahwa para orang tua adalah pembawa rezeki bagi kehidupan manusia. Sebab
itu Tuhan menjadikan orang tua sebagai jembatan untuk kesejahteraan hidup
manusia. Tuhan memposisikan orang tua sebagai sosok keramat agar setiap manusia
yang dilahirkan berbuat baik kepada orang tua. Orang tua seperti pencipta,
mereka memelihara, merawat dan mendidik menjadi manusia dewasa. Maka masuk
logika kalau Tuhan memposisikan orang tua sebagai broker (perantara) ciptaan
Tuhan yang dapat memberikan kelancaran dan kesejahteraan hidup manusia di muka
bumi.
Namun
ada yang perlu diluruskan dari prilaku manusia tempo dulu yang menjadikan orang
tua mereka sebagai sesembahan. Prilaku masyarakat zaman dahulu yang menyembah
ibu bapaknya sebagai sumber rejeki, dibatalkan oleh Tuhan dalam Al-Qur’an.
Namun pembatalan itu tidak mengurangi kesakralan posisi ibu bapak sebagai
pembawa berkah rejeki.
“...janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan
janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan
memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka;...” (Al An’aam:151)
Tuhan
menganjurkan kepada anak-anak Adam untuk berbuat baik, dengan sebaik-baiknya
kepada ibu dan bapak, sampai ibu bapak mereka ikhlas berdoa kepada Tuhan demi
keberkahan hidup anak-anaknya.
Maka
dari itu, berbuat baik kepada ibu bapak adalah syarat mutlak keberkahan hidup. Syarat
keberkahan usaha, perdagangan, bisnis, karir dan kesehatan yang kita
cita-citakan. Berbuat baik berbeda dengan menyembah. Berbuat baik menjadikan
posisi orang tua kita sebagai sosok yang perlu pertolongan, sebaliknya
menyembah menjadikan ibu bapak sebagai penolong. Berbuat baiklah kepada ibu
bapak mu wahai manusia! ini ketetapan Tuhan mu yang tak terbantahkan.
salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan
ReplyDelete"Why do you consider your parents to be the cornerstone of your well-being?" Greeting : Telkom University
orang tua penyebab sukses bersumber pada pengetahuan al quran dan hadis
DeleteYou can research that noble successful people always have a good relationship with their parents
ReplyDeletedorang tua penyebab sukses sumbernya dari quran
ReplyDelete