Semua orang (baik/buruk) hidup dalam logika Tuhan termasuk setan. Manusia baik atau jahat, setan baik atau jahat, hanya menggunakan ketentuan-kententuan Tuhan dalam meraih tujuan hidupnya. Tidak ada manusia, setan, malaikat yang menciptakan ketentuan.
Semua yang ditemukan manusia,
sudah ada sebelumnya, manusia hanya menjelaskan kronologis bagaimana
ketentuan-ketentuan tersebut bisa dipahami dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan
manusia. Segala jenis teknologi merupakan pemanfaatan dari ketentuan-ketentuan
Tuhan yang berhasil dipahami manusia.
Dari hal terumit sampai yang
sederhana semua berada dalam ketentuan Tuhan. Pada abad ke-20 para ilmuwan
memahami bahwa realitas kehidupan adalah yang terpisah-pisah seperti yang kita
lihat sekarang. Manusia dengan manusia lainnya terpisah, laut dengan daratan,
bumi dengan langit, semuanya dipersepsi sebagai benda yang terpisah-pisah.
Dari pandangan semacam itu
lahirlah pemikiran reduksioneisme (memisah-misahkan) benda menjadi bagian-bagian
terkecil. Setiap bagian berdiri sendiri tanpa harus berhubungan dengan bagian
lain. Pandangan ini dianggap sebagai kebanaran hakiki.
Lahirlah pula ajaran pemisahan
yang sering kita sebut sekularisme. Lahir lagi ajaran yang sering kita sebut individualisme.
Lahir pula pemikiran bahwa setiap individu dengan individu lain harus bersaing
bukan bekerjasama. Pemikiran-pemikiran ini memang ada dalam ketentuan Tuhan.
Tidak salah manusia mempersepesinya, namun kesalahannya dia menapikan ketentuan
hidup yang lainnya. Seolah-olah sekularisme, individualisme, dan kompetisi
sebagai satu-satunya jalan hidup yang harus diperjuangkan.
Maka memasuki abad ke-21,
ditemukan sebuah realitas bahwa hidup ini bukan keterpisahan, tapi keterpaduan.
Benda-benda yang terlihat terpisah-pisah itu ternyata berada dalam satu
kesatuan. Inilah yang disebut dengan dunia kuantum, diambil dari nama benda
terkecil dalam dunia fisika yaitu quanta.
Quanta ini adalah benda namun
tidak berwujud, gerakannya acak, dan merupakan esensi dari seluruh benda.
Quanta diibaratkan seperti udara yang berada dalam satu ruangan yang tidak
terpisah-pisah. Hal ini menjelaskan bahwa dalam kenyataan hidup ini memiliki
dua dimensi, yaitu dunia nyata yang terpisah-pisah dan dunia hakikat yang
terpadu.
Bagi Tuhan dunia kuantum bukan
hal baru, sejak penciptaan manusia, Tuhan sudah memberitahukan kepada manusia.
Bahwa alam raya diciptakan dalam keterpaduan. Manusia diciptakan dari diri yang
satu, lalu menciptakan Istri (terpisah), mengembang biakkan laki-laki dan
perempuan (terpisah-pisah), saling meminta satu sama lain dengan memelihara
silaturahmi (saling berhubungan/kuantum). Demikianlah Tuhan menjelaskan tentang
dua dunia yaitu dunia terpadu dan terpisah-pisah.
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An
Nisaa:1).
Dalam kitab suci Al-Qur’an Tuhan menjelaskan
tentang keberadaan dua dunia yang disebut dunia gaib dan dunia nyata. Dunia
gaib adalah dunia kuantum (quanta) yang terpadu, dan dunia nyata adalah dunia
empiris yang terpisah-pisah.
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata,
Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al Hasyr:22)
Kebenaran mana lagi yang hendak
engkau dustakan? Tuhan maha mengetahui, dan manusia tidak mengetahui. Manusia
diberi akal untuk memahami hukum-hukum yang telah ditetapkan Tuhan, agar
manusia semakin yakin kepada Tuhan. Logika adalah sofware yang diberikan kepada
manusia agar mereka bisa semakin yakin kepada Tuhan.
Salam sukses dengan logika Tuhan.
Follow me @logika_Tuhan.
ReplyDelete"Can logic serve as a software for belief in a higher power?" Greeting : Telkom University
Logic is software that exists in every brain, the results of its work depend on the knowledge it processes
ReplyDelete