Oleh: Muhammad Plato
Dari semua persepsi yang mereka kemukakan, ketika disuruh memilih salah satu, mayoritas mereka memilih bahwa shalat adalah kewajiban. Untuk itu penulis berkesimpulan bahwa persepsi mereka tentang shalat adalah kewajiban.
Persepsi ini bukan salah tapi mengandung sedikit kelemahan. Di dalam melaksanakan ibadah keagamaan, kita mengenal hukum wajib dan sunat. Ibadah-ibadah wajib tidak boleh ditinggalkan, dan ibadah yang sunat mendapat pahala jika dikerjakan, dan tidak berdosa jika tidak dikerjakan.
Persepsi ini bukan salah tapi mengandung sedikit kelemahan. Di dalam melaksanakan ibadah keagamaan, kita mengenal hukum wajib dan sunat. Ibadah-ibadah wajib tidak boleh ditinggalkan, dan ibadah yang sunat mendapat pahala jika dikerjakan, dan tidak berdosa jika tidak dikerjakan.
Dari pemahaman ini muncul istilah kewajiban untuk melaksanakan ibadah-ibadah wajib, dan tidak begitu peduli pada yang sunah-sunah. Orang akan merasa telah memenuhi target jika telah melaksanakan yang wajib-wajib. Persepsi ini menjadi membatasi target ibadah dan merasa puas setelah melaksanakan ibadah wajib.
Semisal dalam melaksanakan shalat. Jika sholat sebagai kewajiban, maka persepsinya akan terbatas pada shalat-shalat wajib. Ketika ditawarkan sholat-sholat sunah, jadi kurang militan untuk melaksanakannya.
Ketika shalat dhuha menjadi program sekolah, berubahlah shalat menjadi wajib bagi setiap siswa karena sudah jadi program. Namun ada saja yang protes, shalat dhuha itu sunah, jadi tidak bisa diwajibkan di sekolah. Nah, itulah akibatnya jika ibadah shalat dianggap kewajiban.
Maka dalam hal ini, penulis tawarkan alternatif konsep shalat yang lain. Konsep shalat tersebut terdapat dalam Al-Qur’an, “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (Al Baqarah:45).
Merujuk pada ayat di atas, penulis mengambil makna shalat sebagai kegiatan minta tolong kepada Allah. Lalu siapa orang-orang yang diwajibkan meminta tolong kepada Allah? Mereka yang punya masalah dalam kehidupan.
Maka dalam hal ini, penulis tawarkan alternatif konsep shalat yang lain. Konsep shalat tersebut terdapat dalam Al-Qur’an, “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (Al Baqarah:45).
Merujuk pada ayat di atas, penulis mengambil makna shalat sebagai kegiatan minta tolong kepada Allah. Lalu siapa orang-orang yang diwajibkan meminta tolong kepada Allah? Mereka yang punya masalah dalam kehidupan.
Jadi kalau begitu, kita shalat kalau punya masalah? Ya iyalah. Lalu bagaimana kalau tidak punya masalah? Ya tidak shalat lah. Tapi penulis tanya, "adakah manusia yang tidak punya masalah?" Kayaknya semua sepakat, setiap manusia hidup dalam lautan masalah. Kalau ada, saya berani bilang dia bukan manusia. Nah, jadi kalau semua manusia pasti bermasalah ya semuanya pasti butuh dan minta dengan shalat.
Selain yang punya masalah, mereka yang diwajibkan shalat adalah yang hidupnya kekurangan. Jadi kalau sudah merasa tidak kekurangan tidak shalat? Ya iyalah. Tapi coba Anda pikir, adakah manusia yang sudah tidak kekurangan? Kalau ada saya berani bertaruh dia bukan manusia.
Selain yang punya masalah, mereka yang diwajibkan shalat adalah yang hidupnya kekurangan. Jadi kalau sudah merasa tidak kekurangan tidak shalat? Ya iyalah. Tapi coba Anda pikir, adakah manusia yang sudah tidak kekurangan? Kalau ada saya berani bertaruh dia bukan manusia.
Sekaya-kayanya manusia mereka masih tetap kekurangan. Buktinya apa? Tuh lihat orang-orang kaya punya uang milyaran rupiah sehari-harinya masih makan, karena isi perutnya kekurangan. Mereka juga pasti tiap hari kerja karena rezekinya ingin terus bertambah banyak.
Bagi mereka yang punya cita-cita dalam hidupnya diwajibkan shalat. Jangan bertanya, "jadi kalau tidak punya cita-cita tidak shalat?". Itu pertanyaan konyol. Kalau Anda manusia pasti punya cita-cita. Gantungkan cita-cita Mu setinggi langit. Dan raihlah cita-cita mu dengan shalat.
Jadi, kalau Anda bermasalah solusinya minta tolong sama Allah (shalat), kalau Anda kekurangan, ya solusinya shalat, dan kalau Anda punya impian dalam hidup, itu juga solusinya shalat. Kalau begitu, shalat itu adalah solusi dalam hidup ini? Betul. Maka, karena orang-orang yang hidup pasti punya masalah, selalu kekurangan, dan punya cita-cita, selama hidupnya tidak akan pernah meninggalkan shalat, kalau dia memahami shalat sebagai kegiatan minta tolong kepada Allah.
Kesimpulannya, orang-orang yang menjadikan shalatnya sebagai kegiatan minta tolong pada Allah, pasti serius (khusyu) shalatnya. Anda coba perhatikan orang-orang yang sedang bermasalah ketika minta tolong pada seseorang, dia pasti serius karena sangat ingin mendapat pertolongan.
Bagi mereka yang punya cita-cita dalam hidupnya diwajibkan shalat. Jangan bertanya, "jadi kalau tidak punya cita-cita tidak shalat?". Itu pertanyaan konyol. Kalau Anda manusia pasti punya cita-cita. Gantungkan cita-cita Mu setinggi langit. Dan raihlah cita-cita mu dengan shalat.
Jadi, kalau Anda bermasalah solusinya minta tolong sama Allah (shalat), kalau Anda kekurangan, ya solusinya shalat, dan kalau Anda punya impian dalam hidup, itu juga solusinya shalat. Kalau begitu, shalat itu adalah solusi dalam hidup ini? Betul. Maka, karena orang-orang yang hidup pasti punya masalah, selalu kekurangan, dan punya cita-cita, selama hidupnya tidak akan pernah meninggalkan shalat, kalau dia memahami shalat sebagai kegiatan minta tolong kepada Allah.
Kesimpulannya, orang-orang yang menjadikan shalatnya sebagai kegiatan minta tolong pada Allah, pasti serius (khusyu) shalatnya. Anda coba perhatikan orang-orang yang sedang bermasalah ketika minta tolong pada seseorang, dia pasti serius karena sangat ingin mendapat pertolongan.
Nah seperti itu seharusnya saat kita minta tolong pada Allah, harus serius (khusyu). Kalau mau shalat khusyu, berangkatlah dari masalah serius, dan cita-cita yang ingin ada wujudkan adalah masalah serius.
Jadikan shalat bukan kewajiban tapi kebutuhan, karena tidak ada yang bisa diwujudkan di muka bumi ini kecuali atas pertolongan Allah. Shalat adalah cara untuk mendapat pertolongan Allah. jadi KALAU MAU SUKSES JADILAH PECANDU SHALAT.
Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan. (Fushshilat, 41:49). Salam Sukses bagi para pecandu yang tak jemu-jemu shalat.
Makasih pak sangat bermanfaat.
ReplyDeleteAyo kawan laksanakan shalat sunah so pasti yang wajibpun dilaksanakan.