Pertanyaan pertama yang lahir dari tubuh (Res Extensa) terhadap jiwa saya (Res Cognitans) adalah;
Res Exstensa : Apakah Tuhan punya logika?
Res Cognitans : kalau semua yakin Tuhan punya hukum, mengapa logika tidak?
Res Exstensa : Dari mana bisa tahu ada logika Tuhan?
Res Cognitans : Saya tidak mengarang logika Tuhan sendiri. Sumbernya ada dalam kitab suci Al Qur’an.
Res Extensa : Ah Itu persepsi Anda saja Tuhan punya logika!
Res Cognitans : Lahirnya hukum Tuhan akibat persepsi kita. Keberadaan Tuhan tidak lepas dari persepsi kita.
Res Extensa : Jadi Tuhan ada karena persepsi?
Res Cognitans : Kalau Tuhan tidak kita persepsi, mengapa ada perbedaan nama Tuhan dan agama? Hakikat Tuhan memang ada tanpa harus kita persepsi. Tapi agar kita kenal Tuhan kita butuh persepsi.
Res extensa : Apa manfaat logika Tuhan bagi kita?
Res Cognitans : Agar kita kenal dekat dengan Tuhan. Kita bisa selalu dekat dengan Tuhan karena pikiran akan selalu dipandu oleh aturan aturan, pola pikir (logika) dari Tuhan.
Res Extensa : Apakah memahami logika Tuhan tidak akan menentang ajaran agama yang ada?
Res Cognitans : tidak, justru akan menguatkan karena lebih paham pada ajaran agama yang ada.
Res Extensa : Apakah ajaran yang ada tidak cukup jelas?
Res Cognitans : logika Tuhan bukan ajaran, tapi “metode” alternatif untuk memahami ajaran agama agar kita bisa lebih taat pada Tuhan. Jadi maksud saya logika Tuhan berusaha memahami terjemahan wahyu-wahyu Tuhan yang mudah kita pahami dengan pola logika (sebab akibat). Bukan bikin bikinan logika baru.
Res Extensa : Mengapa nama metode ini Anda beri nama logika Tuhan?
Res Cognitans : Kualitas manusia ada di kerja otaknya. Saya ingin jadi manusia cerdas. Metode logika Tuhan akan melahirkan manusia-manusia berpikiran super cerdas secara intelektual dan spiritual. Saya juga ingin umat menggali lebih dalam wahyu Tuhan, bukan hanya di baca berulang-ulang sedang isinya dikesampingkan.
Res Extensa : Saya kira akun twitter Anda kurang diminati tuh?
Res Cognitans : Untuk berbuat baik perlu kesabaran, begitu menurut logika dari Tuhan. Nabi saw butuh 13 tahun untuk memperbaiki peradaban bangsa Arab.
Res Extensa : Anda yakin logika Tuhan bisa diterima umat?
Res Cognitans : Yakin, masalahnya sekarang umat masih alergi dengan kata logika, apa lagi jika dikaitkan dengan Tuhan.
Res Extensa : Mengapa umat alergi dengan logika?
Res cognitans : pandangan saya, logika selalu dikaitkan dengan filsafat dan Barat, jadi dianggap asing.
Res extensa : Alasan lainnya?
Res Cognitans : perjalanan kelam sejarah umat yang telah mengeluarkan logika dari agama.
Res extensa : Jadi apa yang sedang Anda lakukan sekarang?
Res Cognitans : Ingin mendamaikan agama dengan logika, yang sudah sekian abad bermusuhan.
Res Extensa : Untuk apa?
Res Cognitans : Agar kehidupan umat lebih sejahtera di dunia dan akhirat.
Res extensa : Semoga Allah memberkati Anda sekalian.....
Res Cognitans : Amin....terimakasih.
Setelah berdiskusi , Res Cognitans merasa bergairah untuk berbuat baik. Res Extensa mendorong semua rencana baik Res Cognitans. Mengawali paginya, Res Cognitans melakukan shalat dhuha. Bagi Res Cognitans, penyebab rezeki adalah Tuhan. Tidak masuk logika jika setiap pagi kita tidak meminta-meminta rezeki kepada Tuhan, jika kita yakin Yang Maha Pemberi Rezeki itu adalah Tuhan.
Res Cognitans berkomitmen tidak akan terpengaruh oleh kondisi Res Extensa. Dalam kondisi Res Extensa sakit, lumpuh, sedih, Res Cognitans akan tetap shalat dhuha. Keinginan Res Cognitans tidak tergantung pada Res Extensa. Keinginan baik Res Cognitans pasti dan harus diikuti oleh Res Extensa.
wallahu 'alam.
Res Cognitans : kalau semua yakin Tuhan punya hukum, mengapa logika tidak?
Res Exstensa : Dari mana bisa tahu ada logika Tuhan?
Res Cognitans : Saya tidak mengarang logika Tuhan sendiri. Sumbernya ada dalam kitab suci Al Qur’an.
Res Extensa : Ah Itu persepsi Anda saja Tuhan punya logika!
Res Cognitans : Lahirnya hukum Tuhan akibat persepsi kita. Keberadaan Tuhan tidak lepas dari persepsi kita.
Res Extensa : Jadi Tuhan ada karena persepsi?
Res Cognitans : Kalau Tuhan tidak kita persepsi, mengapa ada perbedaan nama Tuhan dan agama? Hakikat Tuhan memang ada tanpa harus kita persepsi. Tapi agar kita kenal Tuhan kita butuh persepsi.
Res extensa : Apa manfaat logika Tuhan bagi kita?
Res Cognitans : Agar kita kenal dekat dengan Tuhan. Kita bisa selalu dekat dengan Tuhan karena pikiran akan selalu dipandu oleh aturan aturan, pola pikir (logika) dari Tuhan.
Res Extensa : Apakah memahami logika Tuhan tidak akan menentang ajaran agama yang ada?
Res Cognitans : tidak, justru akan menguatkan karena lebih paham pada ajaran agama yang ada.
Res Extensa : Apakah ajaran yang ada tidak cukup jelas?
Res Cognitans : logika Tuhan bukan ajaran, tapi “metode” alternatif untuk memahami ajaran agama agar kita bisa lebih taat pada Tuhan. Jadi maksud saya logika Tuhan berusaha memahami terjemahan wahyu-wahyu Tuhan yang mudah kita pahami dengan pola logika (sebab akibat). Bukan bikin bikinan logika baru.
Res Extensa : Mengapa nama metode ini Anda beri nama logika Tuhan?
Res Cognitans : Kualitas manusia ada di kerja otaknya. Saya ingin jadi manusia cerdas. Metode logika Tuhan akan melahirkan manusia-manusia berpikiran super cerdas secara intelektual dan spiritual. Saya juga ingin umat menggali lebih dalam wahyu Tuhan, bukan hanya di baca berulang-ulang sedang isinya dikesampingkan.
Res Extensa : Saya kira akun twitter Anda kurang diminati tuh?
Res Cognitans : Untuk berbuat baik perlu kesabaran, begitu menurut logika dari Tuhan. Nabi saw butuh 13 tahun untuk memperbaiki peradaban bangsa Arab.
Res Extensa : Anda yakin logika Tuhan bisa diterima umat?
Res Cognitans : Yakin, masalahnya sekarang umat masih alergi dengan kata logika, apa lagi jika dikaitkan dengan Tuhan.
Res Extensa : Mengapa umat alergi dengan logika?
Res cognitans : pandangan saya, logika selalu dikaitkan dengan filsafat dan Barat, jadi dianggap asing.
Res extensa : Alasan lainnya?
Res Cognitans : perjalanan kelam sejarah umat yang telah mengeluarkan logika dari agama.
Res extensa : Jadi apa yang sedang Anda lakukan sekarang?
Res Cognitans : Ingin mendamaikan agama dengan logika, yang sudah sekian abad bermusuhan.
Res Extensa : Untuk apa?
Res Cognitans : Agar kehidupan umat lebih sejahtera di dunia dan akhirat.
Res extensa : Semoga Allah memberkati Anda sekalian.....
Res Cognitans : Amin....terimakasih.
Setelah berdiskusi , Res Cognitans merasa bergairah untuk berbuat baik. Res Extensa mendorong semua rencana baik Res Cognitans. Mengawali paginya, Res Cognitans melakukan shalat dhuha. Bagi Res Cognitans, penyebab rezeki adalah Tuhan. Tidak masuk logika jika setiap pagi kita tidak meminta-meminta rezeki kepada Tuhan, jika kita yakin Yang Maha Pemberi Rezeki itu adalah Tuhan.
Res Cognitans berkomitmen tidak akan terpengaruh oleh kondisi Res Extensa. Dalam kondisi Res Extensa sakit, lumpuh, sedih, Res Cognitans akan tetap shalat dhuha. Keinginan Res Cognitans tidak tergantung pada Res Extensa. Keinginan baik Res Cognitans pasti dan harus diikuti oleh Res Extensa.
wallahu 'alam.
No comments:
Post a Comment